tragedi KDRT atau aksi-aksi pemukulan dan terlebih-lebih pemerkosaan. Hal ini sangan tidak baik jika ditonton oleh anak yang masih dalam masa pertumbuhan, karena dapatmempengaruhi keadaan psikisnya. Pendapat yang demikian tergolong pendapat yang skeptis.
Akan tetapi kemudian muncul pandangan yang berpendapat agar televisi digunakan dalam pengajaran dalam kelas. Maka pendapat ini pun memerlukan pene,litian dan pembuktian yang falit tentang penggunaan televisi di sekolah. Kemudian pendapat inilah yang mendorong masyarakat pittsburg (U.S.A) mengadakan penyelidikan dan kemudian diterbitkan berbagai artikel tentang televisi dalam pendidikan. bahkan untuk keperluan pendidikan, workshop dan operasi pernah dikeluarkan biaya sebesar 60 juta dollar amerika.
1.
Pengaruh
Siaran Televisi pada Pendidikan
Pada keyataannya saat ini, dari berbagai bentuk tegnologi komunikasi yang ada, siaran televisi (TV) merupakan media yang sangat ampuh (a powerful medium) dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat secara serempak. Televisi juga mempunyai daya jangkau yang luas dan mampu meniadakan batas wilayah geografis, sistem sosial, politik dan budaya masyarakat pemirsa.
Akan tetapi selain yang disebutkan diatas, sangat penting kita ketahui bahwasannya televisi juga mempunyai potensi yang sangat besar sebagai penetrasi dalam mempengaruhi sikap seseorang, kreativitas, motivasi, pandangan hidup, gaya hidup, dan juga orientasi masyarakat. Dengan demikian, salah satu bentuk pendayagunaan tegnologi komunikasi adalah media elevisi.
Media televisi sebagai media yang terbukti memiliki kemampuan yang sangat efektif (penatrasinya lebih dari 70%) sehingga dimanfaatkan untuk penyiaran program-program pembelajaran secara nasianal agar dapat memperluas kesempatan untuk memperoleh pendidikan, meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatkan efektivitas pendidikan.
Televisi juga dapat memberikan pengaruh sosial. Televisi memberikan pengaruh sosial yang sangat besar terhadap masyarakat, baik bagi anak-anak maupun terhadap pemuda dan orang dewasa. Pengaruh ini dapat dilihat antera lain dalam percakapan-percakapan dan perbuatan mereka. Akan terdapat kemajuan mereka dalam hal pembicaraan tentang kebudayaan, menambah pemberdayaan bahasa dan menyebabkan berkurangnya minat mereka dalam membaca surat kabar atau majalah. Bahkan pengaruh itu juga dapat terlihat, bahwa televisi seolah-olah menggantikan bioskop, akbatnya mereka jadi jarang keluar rumahuntuk menonton bioskop, akan tetapi lebih betah di rumah untuk menonton televisi.
Berdasarkan penyelididkan yang pernah dilakukan di amerika serikat pada umumnya waktu Yang mereka pergunakan melihat televisi lima kali lebih banyak dari pada membaca koran dan sepuluh kali lebih banyak dari pada nonton bioskop dan sebelas kali lebih banyak dari pada membaca majalah. Bahkan ada sebagian pemuda yang mengatakan, bahwa “televisi telah mengisi hidup kita”. Dengan ini nampak jelas bahwa alat ini mengikat hidup masyarakat.
Sedangkan berdasarkan laporan Emerson (1969) yang berjudul (Education In Indonesia: Diagonosis of the present situation with identification of prioritas development”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah program rasio dan televisi pendidikan merupakan bagian integral dari pengembangan materi dan kurikulum pendidikan. Dengan demikian, keduanya harus dapat prioritas dalam pengembangan siaran radio pendidikan.
Dengan demikian, maka terbuktilah, bahwa sebagai media pendidikan televisi berperan aktif dan dapat mempengaruhi pendidikan seorang anak. Seperti berpengaruh pada sikap seseorang, kreativitas, motivasi, pandangan hidup, gaya hidup, dan juga orientasi masyarakat. Dengan demikian, salah satu bentuk pendayagunaan tegnologi komunikasi adalah media elevisi.
Siaran Televisi Pendidikan
Dari uraian-uaraian diatas dapat diambil kesimpulanbahwa televisi adalah salah satu tegnologi pendidkan yang sangat jitu untuk memberikan informasi yang dapat diterima oleh publik. Contohnya saat ini indonesia mempunyai stasiun televisi yang tidak hanya sedikit baik itu stasiun suwasta maupun yang telah diakuioleh negara. Contoh salah satunya adalah stasiun TVRI.
TVRI adalah stasiun televisi yang memiliki jaringan penyiaran terluas dengan 23 stasiun TVRI daerah, 591 transmitter (pemancar) yang tersebar 376 lokasi atau 33 provinsi dengan jangkauan siaran mencakup 82% penduduk dan 43% wilayah indonesia. Tvri sebagai lembaga penyiaran publik atau TV publik memiliki tanggung jawab nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,selain untuk memberikan layanan informasi, pendidikan, dan hiburan.
Komposisi program siaran TVRI saat ini, 47% berita dan informasi, 26% siaran agama, 13% siaran pendidikan,10% film dan 4% reality show, serta menjadi sarana pengenalan dan pelestarian budaya daerah. Sedangkan khusus siaran pendidikan dengan alokasi waktu 4,5 jam dari 20 jam siaran setiap hari.
Selain itu, Pusat Teknologi Infirmasi Dankomunikasi Pendidikan (Pustekkom), Depoiknas sesuai dengan tugas dan fungsinya merintis berdirinya stasiun televisi pendidikan. pada tanggal 12 Oktober 2004 Mentri Pendidikan Nasional meluncurkan pengembangan dan menyelenggarakan siaran Televisi Edukasi (TVE). TVE merupakan televisiyang mengkhususkan dri dalam penyiaran program-program pendidikan dan pembelajaran untuk semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan. artinya materi yang disiarkan TVE boleh dikatakan 100% bermuatan pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemanfaatan siaran TVE ini merupakan suatu bentuk aplikasi teknologi pendidikan dan inovasi pendidikan.
Manfaat Televisi Dalam Pendidikan
Televisi sangat bermanfaat, baik bagi mastyarakat luas atau penggunaan telefisi di sekolah besar manfaatnya bagi pendidikan., diantaranya yaitu:
1. Televisi
bersifat langsung dan nyata, dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya pada
waktu terjadinya. Contohnya seperti pada waktu pelantikan
seorang pejabat negara, berlangsungnya pembukaan sidang MPR, parade militer dan
sebagainya. Melalui televisi kelas dapat mengadakan kontak langsung dengan
ahli-ahli ilmu pengetahuan dari berbagai
bidang ilmu pengetahuan. Mereka dapat melihat dan mendengar secara nyata.
2. Memperluas
tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.
Seperti halnya televisi dapat melintasi berbagai daerah dan mungkin berbagai
negara. Program televisi menyajikan
berbagai beristiwa, keadaan penduduk dan kehidupannya dari daerah atau dari
negara lain. Dengan demikian , maka televisi berperan aktif dalam bidang
pengetahuan umum dan wawasan.
3. Dapat
menciptakan kembali peristiwa pada masa lampau. Televisi dapat menceritakan kembali semua
peristiwa masa lampau, baik melalui film, ataupun melalui drama. Sehingga dapat
mengingatkan kembali pengetahuan yang sifatnya sudah lampau.
4. Televisi
dapat mempertunjikkan banyak hal dan banyak segi yang eraneka ragam. Alat ini
dapat menyajikan pokok-pokok itu satu persatu secara berurutan dan sama
baiknya. Mulai dari benda-benda hidupatau berupa program film, mulaidari
hal-hal yang aneh sampai hal-hal yang bisa terjadi dalam kehidupan,transpor,
listrik, semuanyaa bisa disajikan dengan baik. Demikian pula menyajikan program drama,
kesenian, ilmu bumi, sejarah, kesusasteraan, musik dan lain-lain dapat
disesuaikan dari tingkatan murid sejak dari pra sekolah sampai ke Perguruan
Tinggi.
5. Banyak
mempergunakan mempergunakan sumber-sumber masyarakat. Melalui program televisi, bnyak sekali
peristiwa dan masalah-masalah, sekaligus
kegiatan-kegiatan dan sumber-sumber masyarakat lainnya yang dapat dibawa
dalam kelas. Seperti masalah dalam bidang ekonomi, industri, sosial dan pemerintahan yang dapat
diamati kelas melalui film dala layar televisi. Dengan demikian, maka televisi
bukan hanya menjadi media yang evektif akan teapi juga turut mempererat hubungan
antara sekolah dengan masyarakat .
6. Dapat
menarik minat. Televisi dapat menarik minat seorang anak
maupun orang dewasa. Karena seorang anak pada umumnya sangat senang melihaat
televisi, karena acaranya yang menarii, karena acaranya yang menarik dan cara
penyajiannya yang menyenangkan. Oleh karena itu, keadaan yang seperti ini dapat
dipergunakan sekolahnakan sekolah untuk menarik minat yang beraarti mendorong
minat belajar.
7.
Dapat
melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam incervise training. Maksudnya adalah televisi dapat melatih guru melakukan kesempatan untuk melihat
contoh-contoh mengajar yang baik. Kegiatan ini dapat diikuti dengan mengamati
berbagai kelas dari berbagai sekolah. Akan tetapi kegiatan seperti ini akan
kurang efektif terutama dalam efisiensi penggunaan waktu. Televisi dapat
menyajikan di dalam kelas berbagai daerah.
8.
Masyarakat
akan mengerti tentang sekolah.
Melalui media televisi, dapat mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhatap sekolah. Pada umumnya
masyarakat dan orang tua tidak mengetahui apa yang dikerjakan disekolah, dengan
tayangan program televisi inilah, maka kegiatan disekolah dapat diamati dan dipahami.
Hal ini sangat penting, guna untuk
pendidikan anak-anak mereka dan orang tua juga dapat eka dan orang tua juga
dapat memberikan sarana-saarana atau pengawasan
belajar di rumah.
Penggunaan Telefisi dalam Kelas
Langkah-langkah penggunaan televisi dalam kelas pada umumnya sama dengan langkah-langkah pada penggunaan rekaman, radio dan film atau gambar hidup, yakni persiapan, pelaksanaan dan kegiatan lanjutan.
Langkah persiapan.
Langkah ini meliputi persiapan bagi siswa. Langkah pertama yaitu guru menetapkan bahwa penggynaan alat ini adalah dalam rangka kegiatan pendidikan. karenyanya guru harus menyiapkan jenis program, waktu, pembimbing stastasion yang akan digunakan, nilai pendidikannya, tingkatan kelas dan kematangan anak, dan para pelakunya.
Dengan itu, maka sebagai seorang guru, agar guru dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan sebaik-baiknya maka perlu diikuti petunjuk-petunjuk khusus.
Para siswa pun harus dipersiapkan untuk menerima program yang disajikan agar mereka berada dalam keadaan siap untuk mengetahui apa yang akaan diberikan, bagaimana disajikan dan pengalaman-pengalaman apa yang akan mereka peroleh.. persiapan ini yaitu dengan memberikan pengalaman yang berhubungan dengan pokok-pokok dalam program, mengadakan diskusi mengenai hal-hal tertentu dari majalah atau surat kabar yang berkaitandengan program, mengumpulkan gambar-gambar dan bahan-bahan ilustratif, merencanakan cara penermaan yang memuaskan dengan mengatur tempat duduk, memimpin anak-anak untuk mencatat dan membuat sketsa dan sebagiannya.
v
Langkah Pelaksanaan
Langkah Pelaksanaan
Pada langkah ini para siswa melihat dan mendengar, mengikuti dengan sesama proses yang berlangsung dalam layar telefisi. Biasanya tingkat kematangan danminat sangat berpengaruh dalam tehnik penerimaan ini. Dalam hal ini guru sesungguhnya tidak perlu memberikan komentar, karena komentarnya langsung diberikan atau tertulus pada layar. Guru memimpin pelaksanaan membuat catatan-catatan, seketsa yang diperlukan dan ini dapat dilakukan kemudian.
v
Kegiatan Lanjutan (Fol Low Up)
Kegiatan Lanjutan (Fol Low Up)
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk diskusi kelas. Tujuannya adalah:
1.
Untuk
menilai program
2.
Menjelakan
hal-hal yang kurang atau belum dimengerti oleh sisiwa
3.
Untuk
memuat rangkuman
4.
Membantu
mendiskriminasikan persoalan-persoalan.
Sesudah mengikuti acara telefisi, kelas dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan lebih lanjut sesuai dengan latar belakang siswa, banyaknya bahan-bahan bacaan dan faktor-faktor lainnya. Keegiatan lanjutan itu hendaknya bertalian atau berintegrasi dengan pokok materi yang telah diikuti. Kemudian setelah itu kelas dapat melakukan pameran, survai, darmawisata, interviu, dramatisasi dan mengkorelasikan televisi dengan media lainnya. Dan yang terahir yaitu menngadakan tes kepada para siswa untuk memeriksa kemajuan belajar mereka.
v Jenis Jenis Siaran Pendidikan
Siaran pendidikan melalui televisi, pada umumnya dilaksanakan dengan cara:
1.
Ceramah
biasa
2.
Ceramah
dengan alat-alat peragaan
3.
Wawancara
(interviw)
4.
Diskusi
5.
Program
cerdas tangkas (quis program)
6.
Sandiwara
7.
Budaya daerah
8.
Cerita
bergambar.